Nama:
Imam Mahdi rizaldy
Kelas:
1EA20
Npm
: 13212632
PERMAINAN ORAY-ORAYAN
Permainan ini untuk anak-anak
dengan jumlah anak sekitar 20 orang, dilakukan di tempat terbuka yang luas.
Menggunakan dialog tanya jawab di antara pemain dan nyanyian-nyanyian tidak ada
unsur pertandingan, hanya sebagai hiburan pengisi waktu. Permainan ini melatih
kecekatan, kesiagaan dan keterampilan berkelompok. Masih dilakukan dibeberapa
daerah di Jawa Barat. Permainan
ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para
pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman didepannya untuk
membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang
paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak-meliuk-liuk
seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. mereka meliuk-liuk dan bernyanyi
“ Oray-orayan, luar leor mapay sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng
beukah. Oray-orayan, luar leor mapay kebon. Entong ka kebon, loba barudak keur
ngangon. Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi. Saha anu mandi, anu
mandina pandeuri. Yang artinya ” (Bergerak seperti ular, meliuk-liuk nyisir
sawah. Jangan pergi ke sawah, padinya sedang menguning. Bergerak seperti ular,
meliuk-liuk nyisir kebun. Jangan ke kebun, banyak anak sedang mengangon ternak.
Lebih baik menyelam, di sungai banyak yang mandi. Siapa yang mandi, yang
terakhir yang mandi) “.
Saat lagu berakhir, anak yang
berada di paling depan biasanya
dipanggil “hulu” yang artinya kepala harus menangkap anak yang berada di paling
belakang (buntut yang artinya ekor). Anak yang berada diantara mereka harus
menjaga ekor dengan cara bergerak dan meliuk-liuk sambil berpegangan pada
pundak temannya. Permainan ini juga bisa berakhir ketika ekor telah tertangkap.
Permainan dapat dimulai kembali dengan membentuk formasi baru. Pada permainan
ini anak-anak tidak hanya memperoleh
kesenangan tetapi juga belajar untuk tetap kompak, memimpin, bertanggung jawab,
melindungi dan mendukung.
